Kamis, 30 Juli 2015

Dear Fairel

Fairel Atharizz Calief..
Mommy akui mommy adalah seorang makhluk rapuh yang selalu mencari pegangan agar dapat tetap berdiri.
Namun untukmu mommy ingin menjadi seperti pohon jati yang semakin tua semakit kuat.
Fairel anakku,segala doa ku panjatkan hanya untukmu,yg terbaik yg pernah ku rangkai dan kumohonkan padaNYA hanya untukmu.
Mommy sadar saat ini mommy belum bisa memberikan yang terbaik untuk Fairel.
Anakku,saat ini mommy sedang berusaha mencoba menata langkah dalam hidup mommy,agak mommy bisa melakukan dan memberikan semua yang terbaik hanya untuk Fairel. Agar suatu saat nanti Fairel dapat tersenyum dengan bangga dan berkata kepada  semua orang "Ini Mommyku"..

Jakarta,30 Juli 2015
Dyah Wahyuning Ratih



Senin, 27 Juli 2015

Janda?

Janda. Ada yang salah dengan kata itu?
Aku memang seorang janda. Aku memang seorang perempuan muda yang terbuka, yang fleksibel, tidak kaku dan bebas mengekspresikan apapun yang aku rasakan. Lantas apakah semua itu menjadi alasan untuk memandang negatif statusku sebagai janda? Memangnya apa salahnya menjadi seorang janda? Ini pilihan hidupku. Yang penting aku tidak mengganggu rumah tangga orang atau merugikan orang lain. Kenapa harus takut dengan status janda? Rasanya aku ingin menjelaskan pada dunia bahwa status janda tidaklah buruk. Status ini adalah pilihan hidup. Kalau ada janda yang bersikap negatif, itu hanya oknum, tidak semua janda bersikap negatif.
Dalam perjalanan hidupku sebagai orang tua tunggal sejak anakku lahir, aku melihat masyarakat masih menganggap negatif status janda. Karena tak ingin di rendahkan dan dinilai buruk, aku dengan sengaja menampilkan kesan galak kepada lelaki lelaki kurang ajar yang suka menggoda,bahkan kadang berlagak gila supaya tidak diganggu dan di remehkan.
Tetapi tetap saja ku temukan orang-orang di sekitarku yang menilai bahwa status janda adalah aib. Tak peduli seberapa keras usahaku atau usaha janda-janda lainnya untuk menjaga image positif seorang janda. Aku kadang tidak mengerti pola pikir orang hingga mereka bisa berpikir demikian. Tidakkah mereka menyadari bahwa bisa jadi ibu mereka seorang janda, atau suatu saat ibu dari anak-anak mereka menjadi seorang janda, demikian pula dengan adik,kakak atau kerabat mereka bisa saja menjadi seorang janda. Lantas apakah orang-orang yang selalu berpikir janda itu negatif akan tetap mengatakan janda itu buruk saat keluarga mereka ada yang berstatus janda?
Terkadang ingin ku teriakkan bahwa tidak mudah menjalani hidup menjadi orang tua tunggal. Karena itu bagi kalian semua yang masih atau sedang menjalani masa pernikahan, rawatlah mahligai rumah tangga sebaik-baiknya.
Sering ku lihat ketika berada di tempat umum atau mall, keluarga keluarga masa sekarang jarang berkomunikasi intim. Anak-anak di asuh pembantu, sedangkan orang tuanya sibuk dengan alat komunikasi nya masing-masing. Aku heran, mereka masih memiliki keluarga lengkap, mengapa tidak menggunakan waktu tersebut sebagai 'Family time'.
Apakah membentuk keluarga saat ini hanya sekedar formalitas? Seharusnya bagi mereka yang masih memiliki keluarga lengkap bersyukurlah karena masih diberikan kesempatan bersama-sama.
Dari sinilah aku ingin menyampaikan bahwa kita semua harus bersyukur dengan keadaan kita masing-masing dan tidak saling menghina kondisi orang lain. Jika ada dari teman atau kenalan ku yang telah menikah dan kadang berkata bahwa menjadi janda itu enak, apalagi dengan melihat gaya hidupku, mengertilah bahwa tidak selama nya yang tampak di luar itu sama dengan yang di dalam, mengertilah bahwa terkadang di balik senyum seseorang ada air mata yang tersembunyi dibelakang sana. Tetapi bagaimana kita dapat menyikapi dan menerima setiap ujian dengan ikhlas dan lapang dada, bagaimana cara kita harus tetap memandang sisi positif dari setiap ujian yang kita terima, sehingga kita dapat tetap tersenyum dan menunjukan pada dunia bahwa kita masih sanggup berjuang dan bertahan dengan menampilkan senyum terindah kita.
Tentu saja aku tak akan kuat bertahan tanpa dukungan dari keluarga dan sahabat-sahabatku. Mereka mendukungku dalam setiap kondisiku. Tanpa mereka aku tak mungkin kuat. Inilah pentingnya keluarga dan pertemanan yang tulus.
Aku berharap kalian bisa memetik hikmah dari sedikit coretan ini. Bahwa menjadi janda dan orang tua tunggal tidaklah mudah, butuh perjuangan,ketabahan,dan kesabaran yang sudah seharusnya kita miliki untuk mencapai tujuan hidup. Ingatlah, "Jangan pernah berdoa meminta untuk memiliki hidup yang mudah, berdoalah untuk menjadi seseorang yang kuat dalam menjalani kehidupan."
Amien..
Jakarta, 27 Juli 2015
Dyah Wahyuning Ratih